Sample Text

Total Pageviews

Jam

Facebook Pages

Google +

Our Topics

Affiliates

Poll

About Us

Resource

Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

Social Icons

Followers

Featured Posts

Home » » Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat Pendidikan Islam

BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat pendidikan Islam mempunyai berbagai macam pembahasan yang salah satu pembahasanya berkenan dengan ontology pendidikan islam, yaitu pembahasan mengenai hakikat pendidikan yang ada pada agama islam. Ontology pendidikan islam mempunyai peran dalam pendidikan islam itu sendiri yang mana kalau kita akan mempelajari agama islam kita perlu  mengetahui hakikat  yang sebenernya yang akan dicapai dalam pendidikan Islam itu sendiri.
Ontology pendidikan Islam mempunyai tujuan utama bagi kita agar ketika menjalani pendidikan, khususnya pendidikan yang berkhasanah keislaman.
Pendidikan itu tidak hanya hanya sebagai pelajaran tapi diharapkan dengan tujuan dan hakikat pendidikan itu sendiri akan berperan bagi kita untuk menjadi manusia yang kamil sebagaimana yang diharapkan.
Dari situlah kiranya pengetahuan masalah ontology perlu klita pelejeri sebagai pedoman agar kita tahu dan sampai pada hakikat pendidikan yang sebenarnya.


BAB II
ONTOLOGY PENDIDIKAN ISLAM
A.    Pengertian Ontology Pendidikan Islam
a.       Pengertian Ontologi
Ontologi merupakan ilmu pengetahuan yang universal, yakni membicarakan tentang hakikat sesuatu. Adapun masalah utama yang harus kita bahas adalah masalah tentang kenyataan, tentang relitas, yakni yang nyata dari sesuatu.
Bila kita kembali pada pendidikan yaitu kepada masalah kurikulum sekolah baik jangkauan maupun isinya, dia diambilkan dari hal-hal yang telah diketahui dan dialami orang sebelumnya dari nilai-nilai yang di peroleh manusia dari alam semesta  yang dia sendiri menjadi bagiannya. Apa yang harus diketahuinya yang merupakan himpunan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, semua itu adalah merupakan produk dari keingin tahuannya yang di bina dan dikembangkan tentang dunianya dan penyelidikan yang dilakukan yang dihimpun menjadi pengalamannya. Keingin tahuan dan penyelidikan-penyelidikan itu, nyata sekali di kontrol oleh pendapatnya tentang dunia ini dan oleh pertanyaan-pertanyaan dan penyelidikan yang sesuai untuk keperluan tersebut. Oleh karna itu perhatian kita yang tertinggi dan penuh dalam teori pendidikan yang mengandung permasalahan filosofis utama adalah ontology, yaitu studi tentang realitas yang tertinggi.
b.      Pengertian Pendidikan Islam
Bilamana pendidikan kita artikan sebagai latihan mental dan fisik{jasmaniah} yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk meleksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah, maka pendidikan berarti menumbuhkan perianalitas {keperibadian} serta menanamkan rasa tanggung jawab. Usaha pendidikan vitamin bagi pertumbuhan manusia.
Pendidikan Islam dapat diartikan system pendidikan yang dapat mrmberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kebudayaannya sesuai dengan cita-cita Islam, karna nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.
Pengertian pendidikan Islam dengan sendirinya adalah suatu system kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh karna Islam mempedomani seluruh aspek kehidupan manusia muslim baik duniawi maupun ukhrowi.
c.                   Pengertian Ontology Pendidikan Islam
Ontology pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membingbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah {kemempuan dasar} anak didik melelui ajaran Islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.


B.     Sasaran Pendidikan Islam
Sejalan dengan misi agama Islsm yang bertujuan memberikan rahmat bagi sekalian alam, maka pendidikan Islam mengidentifikasikan sasaran yang digali dari sumber ajaran Al-Qur’an, meliputi empat pengembangan fungsi manusia yaitu :
a.                   Menyadarkan manusia secara individual pada posisi dan fungsinya di tengah mahluk lain,serta tentang tanggung jawab dalam kehidupanya.Dengan kesadaran ini ,manusia akan mampu berperan sebagai mahluk Allah yang paling utama diantara makhluk-makhluk lainnya, sehingga mampu berfungsi sebagai khalifahdi muka bumi ini.
b.                  Menyadarkan fungsi manusia dalam hubungannya dalam masyarakat,serta tanggung  jawabnya terhadap ketertiban masyarakat itu. Prinsip hidup bermasyarakat yang dikehendaki oleh Allah terdapat dalam firman-Nya yang antara lain sebagai berikut:
  ­



            “sesungguhnya umatmu itu adalah umat yang satu dan Aku adalah Tuhan-mu maka sembahlah Aku”
            c.Menyadarkan manusia terhadap pencipta alam dan mendorongnya untuk beribadah kepadanya.
Firman Allah yang meyadarkan posisi manusia sebagai hamba Allah yang harus beribadah kepada-Nya antara lain :


 “{Yang mempunyai sifat-sifat} demikian itu adalah Allah Tuhanmu : Tiada Tuhan selain Dia Pencipta segala sesuatu maka sembahlah Dia, dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu, danDialah yang Maha kuasa lagi Maha Mengetahui.”
Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian  “memberiken makan” {opveoding} kepada jiwa anak sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga sering diartikan dengan “menumbuhkan kemampuan dasar manusia. Bila ingin diarahkan kepada pertumbuhan sesuai dengan ajaran Islam, maka harus berproses melelui system kependidikan Islam, baik melalui kelembagaan maupun melalui system kurikuler.
Esensi daripada potensi dinamis dalam setiap diri manusia terletak pada keimanan / keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlak {moralitas} dan pengalamannya. Dan keempat potensi esensial ini menjadi tujuan fungsional pendidikan Islam.
Oleh karenanya , maka dalam strategi pendidikan Islam, keempat potensi dinamis yang esensial tersebut menjadi titik pusat dari lingkungan proses kependidikan Islam sampai kepada tercapainya tujuan akhir pendidikan, yaitu manusia dewasa yang mukmin / muskim, muhsin dan muchlisin mutaqqin.


C.    Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan adalah bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan-tujuan akhir yang ada esensinya ditentukan oleh masyarakat, dan dirumuskan secara singkat dan padat, seperti kematangan dan integritas atau kesempurnaan pribadi dan terbentuknya keperibadian muslim.

Tujuan pendidikan selelu terpaut pada zamannya, atau dengan kata lain bahwa rumusan tujuan pendidikan dapat dibaca pada unsure filsafat dan kebudayaan suatu bangsa yang dominan.
John S. Brubadier dalam bukunya Modern Philosophies of Education mengemukakan bahwa tujuan pendidikan mencakup tiga fungsi penting, yang bersifat normative, yaitu :
1.      Tujuan pendidikan memberikan arah pada proses yang bersifat edukatif
2.      Tujuan pendidikan tidak selelu memberi arah pada pendidikan, tetapi harus mendorong atau memberikan motivasi yang baik.
3.      Tujuan pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan pedoman atau menyediakan criteria-criteria dalam proses pendidikan.


D.    Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melekukan sesuatu kegiatan. Karna itu tujuan pendidikan Islam, yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam.
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, fungsi tujuan itu ada empat macam, yaitu :
1.Mengakhiri usaha
2.Mengarahkan usaha
3.      Tujuan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lanjutan dan tujuan utama.
4.Memberi nilai {sifat} pada usaha-usaha itu
Sehubungan dengan itu tujuan mempunyai arti yang sangat penting bagi keberhasilan sasaran yang diinginkan, arah atau pedoman yang harus ditempuh, tahapan sasaran, beserta sifat dan mutu kegiatan yang dilakukan. Karena itu kegiatan tanpa disertai tujuan sasaran akan kabur, akibatnya program dan kegiatannya menjadi berantakan.
Drs.Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan pendidikan Islam yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir.
1.      Tujuan Sementara
Tujuan sementara adalah sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang meleksanakan pendidikan Islam. Tujuan sementara disini, yaitu tercapainya berbagai kemampuan seperti kecapakan jasmanyah, pengetahuan membaca, menulis, ilmu-ilmu kemasyarakatan dan sebagainya
2.      Tujuan Akhir
Adapun tujuan akhir pendidikan Islam yaitu terwujudnya keperibadian muslim yaitu keperibadian muslim yang seluruh aspek-aspeknya merealiasikan atau mencerminkan ajaran Islam.
Menurut imam ghozali, tujuan pendidikan yaitu membentukan Insan maripurna baik di dunia maupun da akhirat. Menurut Imam Ghozali pula manusia dapat mencapai kesempurnaan apabila mau berusaha mencari ilmu dan selanjutnya mengamalkan fadilah melelui ilmu pengetahuan yang dipelajarinya fadhilah ini selanjutnya bisa membawanya untuk dekat nepada Allah dan akhirnya membahagiakan bagi kehidupan di dunia dan di akherat.
Tujuan pendidikan pada hakikatnya merupakan cita-cita mewujudkan nilai-nilai, maka filsafat pendidikanlah yang memberi dasar dan corak serta arah tujuan pendidikan itu sendiri.
Dalam rangkaian proses penyempurnaannya. Filsafat pendidikan berfungsi sebagai korektor terhadap kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, sehingga memungkinkan proses tersebut dapat berfungsi kembali dalam jalur tujuannya.
Dalam pelaksanaanya tujuan tersebut dapat dibedakan dalam dua macam tujuan yaitu :
1.      Tujuan Oprasional
Tujuan oprasional adalah suatu tujuan yang dicapai menurut program yang telah ditetepkan dalam kurikulum.
2.      Tujuan fungsional
Tujuan fungsional yaitu tujuan yang telah dicapai dalam arti kegunaannya, baik dari aspek teoritis maupun aspek praktis, meskipun kurikulum secara operasional belum tercapai. Misalnya produk kependidikan telah mencapai keahlian teoritis ilmiah dan juga kemampuan / keterampilan yang sesuai dengan bidangnya, akan tetapi dari aspek administrative belum selesai. Oleh karena itu produk pendidikan yang sempurna adalah bilamana bisa menghasilkan anak didik yang mempunyai kemampuan teoritis, dan sekaligus mempunyai kemampuan praktis atau tehnis operasional. Anak didik berarti sudah siap dipakai dalam bidang keahlian yang dituntut olehdunia keria dan lingkungannya.
E.                       Hubungan PendidikanIslam dengan Falsafah Pendidikan Islam
Sebagai ilmu, pendidikan Islam bertugas untuk memberikan penganalisaan secara mendalam dan terperinci tentang problema-problema kependidikan Islam sampai kepada penyelasaiannya. Pendidikan Islam sebagai ilmu tidak hanya melandasi tugasnya pada teori-teori saja, akan tetapi memperhatikan pula pada fakta-fakta empiris atau praktis yang berlangsung dalam masyarakat sebagai bahan analisa. Oleh karna itu masalah pendidikan akan dapat diselesaikan bilamana didasarkan atas keterkaitan hubungan antara teori dan praktek, karena didikan akan mampu berkembang bilamana benar-benar terlibat dalam dinamika kehidupan masyarakat. Antara pendidikan dan masyarakat selalu terjadi interaksi {saling mempengaruhi} atau saling mengembangkan, sehingga satu sama lain salin mendorong perkembangan untuk mengaktifkan posisi dan fungsi serta idealitas kehidupan.Ia memerlukan landasan ideal dan rasional yang memberi pandangan mendasar, menyeluruh dan sistematis tentang hakikat yang ada di balik masalah pendidikan yang dihadapi.
Dengan demikian filsafat pendidikan menyumbangkan jasanya kepada ilmu pendidikan Islam tentang hakikat masalah yang nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses pendidikan.
Ruang lingkup pemikiran filsafat tentang kependidikan tersebut tidak hanya terbatas pada masalah-masalah metode, system dan evaluasi pendidikan. Filsafat pendidikan Islam memberikan pandangan obyektif yang mendasar tentang kebutuhan manusia terhadap pendidikan . Aplagi bila ditinjau dari ajaran Islam, dimana kemampuan dalam segala bidang kehidupan harus dikuasai. Maka filsafat pendidikan Islam berusaha menjauhkan arah kemana pendidikan harus ditijukan. Dan pandangan pendidikan baru fungsional bila di programkan dalam proses kependidikan.
Tugas filsafat adalah melaksanakan pemikiran rasional analisis dan teoritis {bahkan spekulatif secara mendalam dan mendasar melalui proses pemikiran yang systematis, logis dan radikal {sampai kearahnya}, tentang problema hidup dan kehidupan manusia. Produk pemikirannya merupakan pandangan dasar yang berintikan kepada “Trichotami” {tiga kekuatan rohani Pokok} yang berkembang dalam pusat kemanusiaan manusia {Antropologis centra} ysng meliputi :
a)      Individualitas ; kemampuan mengembangkan diri pribadi sebagai mahluk pribadi
b)      Sosialitas ; kemampuan mengembangkan diri selaku angota masyarakat
c)      Moralitas ; kemampuan mengembangkan diri selaku pribadi dan anggota masyarakat berdasarkan moralitas {nilai-nilai moral beragama}.
Ketiga kemampuan pokok rihaniah diatas berkembang dalam pola hubungan tiga arah yang kita namakan “Triologi Hubungan” yaitu :
a.       Hubungan dengan Tuhan
b.      Hubungan dengan masyarakat
c.       Hubungan dengan alam sekitar.

0 komentar:

Posting Komentar