BAB II
PEMBAHASAN
A.
HAKIKAT PENDIKAN
Hakikat pendidikan diartikan sebagai kupasan secara konseptual
terhadap kenyataan-kenyataan kehidupan manusia baik disadari maupun tidak
disadari manusia telah melaksanakan pendidikan mulai dari keberadaan manusia
pada zaman primitif sampai zaman modern
(masa kini), bahkan selama masih ada kehidupan manusia di dunia, pendidikan
akan tetap berlangsung. Kesadaran akan konsep tersebut diatas menunjukkan bahwa
pendidikan sebagai gejala kebudayaan. Artinya sebagai pertanda bahwa manusia sebagai makluk budaya yang
salah satu tugas kebudayaan itu tampak pada proses pendidikan
(Syaifullah,1981).
Maka pembahasan tentang hakikat pendidikan merupakan tinjauan yang
menyeluruh dari segi kehidupan manusia yang menampakkan konsep-konsep
pendidikan. Karena itu pembahasan hakikat pendidikan meliputi
pengertian-pengertian: pendidikan dan ilmu pendidikan; pendidikan dan sekolah;
dan pendidikan sebagai aktifitas sepanjang hayat. Komponen-komponen pendidikan
yang meliputi: tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, kurikulum dan metode
pembelajaran.
B.
TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan Pendidikan (Kemdiknas): "Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Pada periode 2010-2014, Kementerian Pendidikan Nasional
menetapkan visi terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk membentuk
insan indonesia cerdas komprehensif. Insan Indonesia cerdas komprehensif adalah
insan yang cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas
intelektual dan cerdas kinestetis.Untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian
Pendidikan Nasional menetapkan lima misi yang biasa disebut lima (5) K, yaitu;
ketersediaan layanan pendidikan; keterjangkauan layanan pendidikan;
kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan; kesetaraan memperoleh layanan
pendidikan; kepastian/keterjaminan memperoleh layanan pendidikan.
C.
PENDIDIK
Pendidik atau guru banyak diartikan orang, ada yang mengatakan di
gugu lan ditiru (Jawa), yaitu orang yang harus di gugu dan di tiru oleh
semua muridnya. Artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa
dipercaya dan di yakini sebagai kebenaran oleh semua muridnya dan sekaligus
untuk diteladani. Adapun definisi guru menurut :
a. Zakiyah Daradjat
Mengartikan guru adalah pendidik professional, karena
secara inplisit ia telah menerima dan memikul sebagian tanggung jawab orang tua
murid ketika menyekolahkan anaknya ke sekolah atau madrasah, berarti telah
melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru.
b. Poerwadarminta
Mengartikan guru adalah orang yang
kerjanya mengajar.
Guru dalam islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi
afektif, kognitif maupun potensi psikomotorik dan mampu mandiri secara makhluk
individu maupun sebagai makhluk sosial dalam memenuhi tugasnya sebagai makhluk
Allah.
Firman
Allah dalam Al-Qur’an :
Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang yang beriman
ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka
sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka
dan mengajarkan kepada mereka al-kitab dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
kedatangan Nabi itu, mereka dalam kesesatan yang nyata (Ali Imran : 3).
Petikan ayat tersebut mengandung makna yang utama bahwa Rasulullah
SAW selain sebagai Nabi ia juga sebagai pendidik (Guru). Makna lain yang
terkandung dalam ayat tersebut adalah :
a. Penyucian, yakni pembersihan, pengembangan dan pengangkatan jiwa
kepada pencipta-Nya, menjauhkan diri dari kejahatan dan menjaga diri agar tetap
berada pada fitrah.
b. Pengajaran, yakni pengalihan berbagai pengetahuan dan aqidah kepada
akal dan nurani kaum muslimin agar mereka merealisasikannya dalam tingkah laku
kehidupannya.
Pekerjaan Guru adalah mendidik. Mendidik itu merupakan suatu usaha
yang amat kompleks, mengingatkan banyaknya kegiatan yang harus diantisipasi
untuk membantu anak didik menjadi orang yang dewasa. Kecakapan mendidik mutlak
diperlukan, agar tujuan pendidikan itu
dapat tercapai, untuk itu seorang guru benar-benar dituntut untuk bekerja
secara profesional. Dengan kata lain guru adalah pekerjaan profesional.
D.
PESERTA DIDIK
Peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik
ditinjau dari segi fisik maupun dari segi perkembangan mental. Setiap individu
memerlukan bantuan dan perkembangan pada tingkat yang sesuai dengan tugas
perkembangan setiap anak didik. Peserta didik berbeda menurut kodratnya di mana
ia sedang mendapatkan pendidikan. Dalam keluarga yang berfungsi sebagai peserta
didik adalah anak, di sekolah-sekolah adalah murid, di masyarakat yaitu
anak-anak yang mebutuhkan bimbingan dan pertolongan menurut lembaga yang
mengasuh pendidikan tersebut. Dengan demikian pendidikan harus memahami irama
perkembangan setiap peserta didik pada tiap-tiap tingkat perkembangan sehingga
memungkinkan memberikan bantuan yang tepat dan berdaya guna. Adapun hubungan
antara pendidik dan peserta didik itu dalam proses belajar mengajar itulah yang
merupakan faktor yang sangat menentukan.
Setiap kegiatan pendidikan sudah pasti memerlukan unsur anak didik
sebagai sasaran dari pada kegiatan tersebut. Yang dimaksudkan dengan anak didik
di sini adalah anak yang belum dewasa yang memerlukan bimbingan dan pertolongan
dari orang lain yang sudah dewasa, guna dapat melaksankan tugasnya sebagai makhluk
Tuhan, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu
pribadi atau individu yang mandiri.
Sudah di jelaskan bahwa anak pada waktu lahir mendapkan bekal
berupa perbuatan sikap yang di sebut insting. Insting tidak banyak berperan
dalam kehidupan manusia. Selain itu, juga mendapatkan bekal berupa benih dan
potensi yang mempunyai kemungkinan berkembang pada waktunya dan apabila ada
kesempatan dan stimulusnya melalui kegiatan pendidikan yang diberikan padanya.
Benih atau potensi tersebut dinamakan pembawaan.
Setiap anak didik mempunyai pembawaan yang berlainan. Karena itu
pendidik wajib senantiasa berusaha untuk mengetahui pembawaan masing-masing
anak didiknya, agar layanan pendidikan yang diberikan itu sesuai dengan keadaan
pembawaan masing-masing.
E.
Kurikulum
Banyak para ahli yang mendifinisikan kurikulum, yaitu antara lain:
a.
Lewis
dan Meil
Kurikulum
adalah seperangkat bahan pelajaran, merumuskan hasil belajar, penyediaan
kesempatan belajar, kewajiban peserta didik.
b.
Taba
Kurikulum
adalah tak peduli bagaimana rancangan detailnya. Suatu kurikum biasanya
mengandung suatu kenyataan mengenai maksud dan tujuan tertentu. Ia memberi
petunjuk tentang beberapa pilihan dan susunan isinya. Ia menyuratkan pola-pola
belajar dan mengajar tertentu, baik karena dikehendaki oleh tujuannya maupun
oleh susunan isinya. Akibatnya ia memerluakn suatu program pengevakuasian hasil-hasilnya.
c.
Stratemayer
Sc
Dewasa ini
kurikulum dianggap sebagai hal yang meliputi bahan pelajaran dan kegiatan kelas
yang dilakukan anak dan pemuda; keseluruhan pengalaman di dalam dan diluar
sekolah atau kelas yang di sponsori oleh sekolah: dan seluruh pengalaman hidup
murid. Adapun batasan yang di terima pedidikan harus menetapkan ke arah ilmu
pengetahuan, pengertian-pengertian, kecakapan-kecakapan yang manakah
pengalaman-pengalaman yang baru akan dibimbing. Kebijaksanaan ini menentukan
kurikulum berhasil diterapkan di sekolah apa tidak.
d.
Webster
Dalam kamusnya,
kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu yang pertama, sejumlah mata
pelajaran yang harus di tempuh atau di pelajari murid di sekolah atau perguruan
tinggi untuk memperolah ijazah tertentu. Yang kedua, sejumlah mata pelajaran
yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau suatu departeman.
e.
Pasal
1 butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, definisi
kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk tujuan pendidikan tertentu.
f.
Kurikulum secara sederhana kita sebut program
pendidikan adalah jalan terdekat untuk sampai kepada tujuan pendidikan.
Menurut Brubecher, dengan tujuan atau arah proses pendidikan yang
ditetapkan, langkah selanjutnya sesudah jelas yaitu cara-cara dan alat-alat
untuk mencapai tujuan tersebut. Diantara semua itu maka kurikulum meminta
perhatian pertama. Sesuai dengan asal pengertiannya, menurut bahasa latin,
kurikulum ialah suatu landasan terbang, suatu arah yang dilalui orang untuk
mencapai tujuan, seperti dalam suatu perlombaan, kurikulum atau kadang-kadang
di sebut bahan pelajaran. Apapun namanya, namun kurikulum itu menggambarkan
landasan di atas, maka murid dan guru
berjalan bersama mencapai tujuan dari pendidikan.
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat di simbulkan sebagai
berikut: kurikulum merupakan rumusan, tujuan mata pelajaran, garis besar pokok
bahasan penilaian dan perangkat lainnya. Sedangkan pokok pikiran penting yang
biasa dalam kurikulum adalah tujuan pendidikan, bahan pelajaran, pengalaman dan
aspek perencanaan.
Isi dari program pendidikan adalah segala sesuatu yang di berikan
kepada peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai
tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi
program masing-masing bidang tersebut, jenis-jenis bidang studi yang di
tentukan atas dasar tujuan instruksional lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Isi program suatu bidang studi yang diajarkan sebenarnya adalah isi kurikulum
itu sendiri, atau ada juga yang menyebut dengan nama silabus bagi pendidikan di
perguruan tinggi. Silabus biasanya dijabarkan kedalam bentuk pokok-pokok
bahasan dan sub-sub pokok bahasan, serta uraian bahan pelajaran. Uraian bahan
pelajaran inilah yang di jadikan dasar pangambilan bahan dalam setiap kegiatan
belajar mengajar di kelas oleh pihak pendidik. Penentuan pokok-pokok dan
sub-sub pokok bahsan didasarkan pada tujuan intruksional.
Ada dua tujuan yang terdapat dalam kurikulum dalam suatu pendidikan
yaitu :
a.
Tujuan
yang ingin di capai secara keseluruhan
Tujuan ini
biasanya meliputi aspek-aspek ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang di harapkan dimiliki oleh para lulusan lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Itulah sebabnya tujuan ini disebut tujuan intruksional atau
kelembagaan.
b.
Tujuan
yang ingin di capai oleh setiap bidang studi/mata kuliah.
Tujuan ini adalah penjabaran tujuan
intuksional diatas yang meliputi tujuan kurikulum dan intruksional yang
terdapat dalam GPP (Garis- garis Besar Pengajaran) tiap bidang studi/mata
kuliah. Baik kuirkulum maupun intruksinal juga mencakup aspek-aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diharapkan dimiliki oleh
setiap peserta didik setelah mempelajari tiap bidang studi dan pokok bahasan
dalam proses pengajaran.
Suatu tujuan tidak akan
tercapai dengan mudah tanpa melalui hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan dalam
pengembangan kurikulum dikelas antara lain yaitu:
a)
Guru
Guru dalam
berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal ini di sebabkan beberapa hal,
pertama: kurang waktu, kedua: perbedaan pendapat antara guru dan kepala sekolah
dalam kurikum yang akan diterapkan dan administatornya, ketiga: kemampuan guru
yang terbatas.
b)
Masyarakat
Untuk
mengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan dari masyarakat baik dalam
pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem pendidik atau
kurikulum yang sedang berjalan.
c)
Biaya
Untuk
mengembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk eksepimen baik metode, ini atau
sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.
F.
METODE-METODE PEMBELAJARAN.
a.
Metode
Ceramah
Metode ceramah
adalah cara penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh pendidik
kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini terdapat di dalam Al Qur’an
Surat Yunus ayat 23 yang artinya:
Maka tatkala
Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi
tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan
menimpa dirimu sendiri (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup
duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan. (Q.S. Yunus :
23)
b.
Metode
Tanya jawab
Metode Tanya
jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa
pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau
bacaan yang telah mereka baca.
c.
Metode
diskusi
Metode diskusi
adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran dimana pendidik
memberikan kesempatan kepada peserta didik/ membicarakan dan menganalisis
secara ilmiyah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai
alternative pemecahan atas sesuatu masalah. Abdurrahman Anahlawi menyebut
metode ini dengan sebutan hiwar (dialog).
d.
Metode
Pemberian Tugas
Metode
pemberian tugas adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan
tugas-tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh
guru dan murid harus mempertanggung jawabkannya.
e.
Metode
Demontrasi
Metode
demontrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukan tentang proses
sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikannya.
f.
Metode
Amsal/perumpamaan
Yaitu cara
mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran melalui contoh atau
perumpamaan.
g.
Metode
Targhib dan Tarhib
Yaitu cara
mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan ganjaran
terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar peserta didik melakukan
kebaikan dan menjauhi keburukan.
h.
Metode
pengulangan (tikror)
Yaitu cara
mengajar dimana guru memberikan materi ajar dengan cara mengulang-ngulang
materi tersebut dengan harapan siswa bisa mengingat lebih lama materi yang
disampaikan.
Satu proses yang penting dalam pembelajaran adalah
pengulangan/latihan atau praktek yang diulang-ulang. Baik latihan mental dimana
seseorang membayangkan dirinya melakukan perbuatan tertentu maupun latihan
motorik yaitu melakukan perbuatan secara nyata merupakan alat-alat bantu
ingatan yang penting. Latihan mental, mengaktifkan orang yang belajar untuk
membayangkan kejadian-kejadian yang sudah tidak ada untuk berikutnya
bayangan-bayangan ini membimbing latihan motorik. Proses pengulangan juga
dipengaruhi oleh taraf perkembangan seseorang. Kemampuan melukiskan tingkah
laku dan kecakapan membuat model menjadi kode verbal atau kode visual
mempermudah pengulangan. Metode pengulangan dilakukan Rasulullah saw. ketika
menjelaskan sesuatu yang penting untuk diingat para sahabat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Suatu pendidikan di mulai dari keberadaan manusia pada zaman
primitif sampai zaman modern (masa
kini), bahkan selama masih ada kehidupan manusia didunia pendidikan akan tetap
berlangsung karena itu adalah hakikat manusia dalam kehidupannya.
Dalam pendidikan ada 1). Tujuan pendidikan yaitu: mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2). Pendidik
atau guru banyak diartikan orang, ada yang mengatakan di gugu lan ditiru (Jawa),
yaitu orang yang harus di gugu dan di tiru oleh semua muridnya. Artinya segala
sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan di yakini sebagai
kebenaran oleh semua muridnya dan sekaligus untuk diteladani.3). Peserta didik
adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik ditinjau dari segi fisik
maupun dari segi perkembangan mental.4). kurikulum adalah rumusan, tujuan mata
pelajaran, garis besar pokok bahasan penilaian dan perangkat lainnya.5). metode
pembelajaran.
B.
Saran
Makalah
ini dibuat dari beberapa sumber buku yang berkaitan dengan judul makalah ini. Namun
penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Banyak
kekurangan-kekurangan yang ada dalam makalah ini karena berbagai
keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan sumber referensi maupun
keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik
para pembaca untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik lagi.
Daftar Pustaka
1.
Mudyahardjo,
Redja. 2004. Filsafat Pendidikan: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
2.
Saifullah,
Ali. 2004. Antra Filsafat dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Offset
Printing.
3.
Jalaluddin.
2002. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.
4.
Ahmadi, Abu dan Joko Triprasetyo, 2005, Strategi Belajar
Mengajar, Bandung : Pustaka setia.
5.
Al Syaibani, Omar Mohammad, 1979, Falsafah Pendidikan
Islam, Jakarta : Bulan Bintang.
Sangat membantu. Terimakasih
BalasHapusAdana
BalasHapusElazığ
Kayseri
Şırnak
Antep
86W
elazığ
BalasHapuserzincan
bayburt
tunceli
sakarya
AC4
https://titandijital.com.tr/
BalasHapuskars parça eşya taşıma
konya parça eşya taşıma
çankırı parça eşya taşıma
yalova parça eşya taşıma
SSTXY
ankara parça eşya taşıma
BalasHapustakipçi satın al
antalya rent a car
antalya rent a car
ankara parça eşya taşıma
T3FJJ
adana evden eve nakliyat
BalasHapusbolu evden eve nakliyat
diyarbakır evden eve nakliyat
sinop evden eve nakliyat
kilis evden eve nakliyat
NMYP
085E7
BalasHapusAmasya Lojistik
Kırıkkale Lojistik
Sakarya Lojistik
Mardin Parça Eşya Taşıma
Sinop Lojistik
D5522
BalasHapusMuğla Parça Eşya Taşıma
Zonguldak Parça Eşya Taşıma
Tunceli Lojistik
Ağrı Lojistik
Iğdır Parça Eşya Taşıma
FC65E
BalasHapusUrfa Şehirler Arası Nakliyat
Probit Güvenilir mi
Çerkezköy Sineklik
Çerkezköy Buzdolabı Tamircisi
Iğdır Parça Eşya Taşıma
Ankara Parça Eşya Taşıma
Rize Şehir İçi Nakliyat
Bartın Şehirler Arası Nakliyat
Konya Şehir İçi Nakliyat
BB0AE
BalasHapusrize tamamen ücretsiz sohbet siteleri
kırıkkale canli goruntulu sohbet siteleri
muş sesli sohbet uygulamaları
bitlis görüntülü sohbet kızlarla
sesli sohbet uygulamaları
Hatay Canlı Sohbet Siteleri
Edirne Mobil Sesli Sohbet
Aksaray Görüntülü Sohbet Yabancı
niğde mobil sohbet
5095D
BalasHapusCoin Üretme
Ort Coin Hangi Borsada
Referans Kimliği Nedir
Referans Kimliği Nedir
Binance Referans Kodu
Bitcoin Kazanma
Parasız Görüntülü Sohbet
Tesla Coin Hangi Borsada
Bitcoin Kazanma